Penyebab Hipotermia di Gunung dan Cara Mencegahnya Saat Mendaki

Ranger gendong pendaki wanita yang mengalami hipotermi
Pendaki wanita mengalami hipotermia di gunung

Mungkin dari kalian yang menggeluti hobi mendaki sudah tak heran lagi dengan yang namanya hipotermia,seberapa bahayanya sih hipotermia terhadap pendaki gunung, apakah bisa mematikan , atau hanya biasa saja, oke artikel kali ini mimin akan bahas tentang penyebab hipotermia dan bagaimana cara mengatasinya saat kalian mengalaminya saat mendaki.


Penyebab dan Cara Mencegah Hipotermia Saat Mendaki Gunung

Hipotermia adalah kondisi berbahaya yang sering mengancam para pendaki gunung, terutama saat menghadapi cuaca dingin di ketinggian. Suhu tubuh yang turun drastis bisa mengancam nyawa jika tidak diantisipasi dengan benar. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab hipotermia di gunung serta langkah-langkah pencegahannya agar aktivitas mendaki tetap aman dan nyaman.

Faktor Penyebab Hipotermia di Gunung

1. Suhu Dingin Ekstrem di Ketinggian
Di puncak gunung, suhu udara bisa turun secara drastis, terutama saat malam hari atau musim hujan. Udara yang tipis dan dingin dapat dengan cepat menurunkan suhu tubuh jika tidak dilindungi dengan pakaian yang memadai.

2. Angin Kencang yang Menyerap Panas Tubuh
Hembusan angin di pegunungan mempercepat proses hilangnya panas tubuh melalui konduksi dan evaporasi. Bahkan dengan pakaian hangat sekalipun, angin kencang tetap bisa menyerap panas tubuh lebih cepat dari biasanya.

3. Pakaian Tidak Sesuai Kondisi Cuaca
Menggunakan pakaian yang kurang tebal atau pakaian yang basah akibat hujan dan keringat akan mempercepat penurunan suhu tubuh. Bahan pakaian yang tidak tahan air atau tidak memiliki lapisan insulasi akan membuat tubuh lebih mudah kehilangan panas.

4. Kelelahan Fisik yang Berlebihan
Tubuh yang terlalu lelah akan kesulitan memproduksi panas alami. Aktivitas fisik berat yang tidak diimbangi dengan istirahat cukup membuat tubuh semakin rentan terkena hipotermia.

5. Kurangnya Asupan Energi dan Cairan
Makanan dan minuman hangat sangat dibutuhkan untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Kekurangan asupan energi membuat tubuh tidak memiliki "bahan bakar" untuk menghasilkan panas.

6. Terlalu Lama Berdiam Diri di Tempat Dingin
Saat mendaki, usahakan untuk tidak terlalu lama berhenti di satu titik, apalagi di area yang terbuka dan berangin. Berdiam diri tanpa gerakan di suhu dingin bisa mempercepat terjadinya hipotermia.

7. Faktor Kesehatan dan Kondisi Medis Tertentu
Orang yang memiliki gangguan kesehatan seperti masalah tiroid atau sirkulasi darah buruk lebih berisiko mengalami hipotermia, karena tubuh mereka kesulitan mempertahankan suhu normal.

8. Pengaruh Efek Ketinggian (Altitude Effect)
Semakin tinggi tempat yang didaki, semakin besar tantangan tubuh dalam mengatur suhu dan mempertahankan panas. Ketinggian dapat memengaruhi sistem pernapasan dan metabolisme, yang berdampak pada kemampuan tubuh melawan suhu dingin.

Cara Mencegah Hipotermia Saat Mendaki Gunung

1. Kenakan Pakaian Berlapis yang Tepat
Gunakan sistem pakaian berlapis (layering), mulai dari lapisan dasar (base layer) yang menyerap keringat, lapisan tengah (insulating layer) untuk menjaga panas tubuh, dan lapisan luar (outer layer) yang tahan angin dan air.

2. Lindungi Kepala dan Tangan
Area kepala dan tangan adalah bagian tubuh yang paling cepat kehilangan panas. Gunakan topi hangat, buff, sarung tangan tebal, dan kaus kaki wool untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

3. Konsumsi Makanan dan Minuman Hangat
Selalu bawa bekal makanan berkalori tinggi seperti coklat, energy bar, atau kacang-kacangan. Minuman hangat seperti teh atau jahe juga sangat membantu menjaga tubuh tetap hangat di kondisi dingin.

4. Atur Waktu Istirahat dengan Bijak
Hindari terlalu lama berhenti di tempat terbuka yang terpapar angin kencang. Istirahat secukupnya di area yang terlindung agar tubuh tetap hangat dan tidak kehilangan energi.

5. Perhatikan Prakiraan Cuaca Sebelum Pendakian
Pastikan untuk memantau kondisi cuaca sebelum memulai pendakian. Jika cuaca diperkirakan memburuk dengan suhu ekstrem, sebaiknya tunda pendakian untuk menghindari risiko hipotermia.

6. Bawa Peralatan Pendukung Sesuai Kondisi
Selalu persiapkan perlengkapan tambahan seperti sleeping bag yang tahan suhu rendah, ponco anti air, emergency blanket, dan perlengkapan survival kit yang sesuai dengan kondisi gunung.

7. Waspadai Gejala Awal Hipotermia
Kenali tanda-tanda awal hipotermia seperti menggigil hebat, kebingungan, bicara pelo, hingga kehilangan koordinasi tubuh. Jika ditemukan gejala tersebut, segera cari tempat perlindungan dan lakukan tindakan darurat.


Artikel ini sangat penting untuk para pendaki pemula maupun yang sudah berpengalaman agar lebih waspada terhadap bahaya hipotermia saat di gunung. Semoga bermanfaat dan tetap utamakan keselamatan dalam setiap pendakian.



Komentar